Selasa, 21 Juli 2009

wisata tampak siring




pariwisata, wisata tampak siring, foto foto tampak siring
The hallowed spring of Tirta Empul in Tampaksiring dates from legendary times. In popular folklore, it was made by lndra when he pierced the earth to create a spring of amerta, the elixir of immortality, with which he revived his forces who were poisoned by Mayadanawa.

The waters are believed to have magic curative powers. Every year people journey from all over Bali to purify themselves in the clear pools. After leaving a small offering to the deity of the spring, men and women go either side to bathe. On the full moon of the fourth month each year, the villagers from nearby Manukaya take a sacred stone to be cleansed at Tirta Empul.

When the weathered inscription found qp the stone was deciphered, it gave the bate of Tirta Empul's foundation as A.D. 962 and described the cleansing ceremony. For a. thousand years these villagers had been abiding,. by this tradition without having been aware of the meaning incised on the stone! In 1969 the temple at Tampaksiring was completely renovated. Many of the shrines were built anew and painted in bright colors. Outside the temple are rows of sales stands where you may buy souvenirs-the bargain being carved bone jewelry.

On the hill above the sacred spring is the Government Palace built in 1 954. Once a resting place for Dutch officials, the site was chosen by former President Soekarno as his residence during his frequent trips to the island. South of Tirta Empul, on a line joining with Gunung Kawi, is Pura Mengening. There is a definite connection between these three places. At the latter temple there is a freestanding candi similar to those candle the facades of which are hewn from the rock at Gunung Kawi. Like Tirta Empul, the temple has a spring of pure water, which is also a source of the River Pakrisan. Pura Mengening might be the commemorative temple of King Udayana.

ini hanya kutipan dari sebuah website bali vision.com,, karna saya tidak begitu mengetahui tentang tampak siri hihiiii...........

Senin, 20 Juli 2009

tirtagangga - bali



foto foto tirtagangga, obyek pariwisata tirtagangga, tirtagangga bali


Obyek wisata Tirtagangga terletak di Desa Abang, Kecamatan Abang hanya 6 km sebelah Utara Amlapura. Waktu tempuh dari Denpasar sekitar 1,5 jam. Tirtagangga didirikan pada tahun 1948 oleh Raja Karangasem terkahir yang digunakan sebgai tempat istirahat keluarga raja. Obyek wisata ini menyuguhkan pemandangan pemandian yang menakjubkan. Arsitekturnya merupakan panduan antara Eropa, Cina dan arsitektur tradisional Bali. Dikelilingi oleh panorama yang sangat indah membuat Tirtagangga merupakan tujuan yang sangat penting untuk dikunjungi.



Pada hari Minggu yang lalu Blue Creative Team yang kebetulan ada project pemotretan pre-wedding menyempatkan mengabadikan 2 buah foto IR (infra red) yang mungkin bisa mengambarkan deskripsi di atas.. Buat BlueBrainers yg pengen ke sana.. bisa kontak kita dech.. ntar di anterin ke sananya.. :D

Jumat, 17 Juli 2009

Borobudur


pariwisata borobudur, borobudur jogjakarta, jogjakarta borobudur

sering banget aku denger borobudur, tapi sama sekali belum pernah menginjakan kaki kesana. rasanya sih pingin banget melancong ke borobudur, tapi apa daya uang tak cukup buat ongkos,, hahaaaa.... walo begitu saya tidak kecil hati, karna saya mase bisa membaca beberapa yang berkaitan dengan borobudur/ all about borobudur hihiiii....

borobudur yang aku baca di artikel wikipedia, Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.



Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan, pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.

nah,, setelah kita baca beberapa hal mengenai borobudur, kita pasti semakin pingin main-main kesana kan??? waaa... pastinya yg udah pernah melancong ke borobudur lebih banyak tau nih,,, bagi-bagi cerita donk... :D

Sangeh Gianyar - Pariwisata


pariwisata sangeh, monyet monyet sanget, gianyar bali, sangeh gianyar

Sangeh, adalah sebuah tempat pariwisata di pulau Bali yang terletak di sebelah utara Ubud, kabupaten Gianyar.

Sangeh terkenal karena ini merupakan sebuah desa di mana monyet-monyet (beruk) berkeliaran dengan bebas di sebuah bukit bernama Bukit Sari. Di sana ada pula sebuah pura yang bernama Pura Bukit Sari. Monyet di sini berkuasa dan konon memiliki tiga wilayah kerajaan.


foto sangeh

Menurut legenda setempat Bukit Sari dan monyet ini berada di sana ketika Hanoman, sebuah tokoh dalam wiracarita Ramayana, mengangkat gunung Mahameru. Beberapa bagian gunung ini jatuh di sana dan sejak saat itu monyet berkuasa di sana.
Di Bali banyak akan anda jumpai monyet atau kera-kera penjaga pura menandakan bahwa tempat itu ada Betaranya. Spt Sangeh puluhan monyet hidup di sekitar hutan Pura. Anda pun bisa memberi makan monyet-monyet ini, ,tapi hati-hati yang membawa perhiasan giwang, kacamata, atau pernak-pernik lainnya kalau bisa dilepas atau disembunyikan di tempat yang aman kalo anda lengah Monyet ini akan datang ke arah anda dan dengan cepatnya tangan-tangan monyet ini akan mengambil barang anda tanpa bisa berbuat apa.

jd ingat dulu semasa Sd, saya di ajak tamasya sekolah... waa.. seneng banget rasanya ngeliat monyet dengan aktipitasnya... hahaaa... lucu n seru gitu deh...

Kamis, 25 Juni 2009

Wisata Pantai Kuta



Pantai Kuta, pantai yang terkenal karena sunsetnya, selalu menjadi pilihan utama bagi wisatawan domestik maupun asing yang berlibur ke Bali. Di siang hingga sore hari, Pantai Kuta banyak digunakan sebagai kegiatan surfing, sunbathing, dan kegiatan santai lainnya. Di sore hari, banyak orang yang menghabiskan untuk bermain bola atau hanya sekedar menikmati indahnya sunset pantai Kuta..
Pantai Kuta akan sangat Ramai bila sore hari, Dimana orang-orang menunggu sunset untuk berpose, mengabadikan gambar2 mereka di pantai kuta bersama sunset yang terlihat sangat indah.
Pantai dengan pasir putih ini membentang panjang sampai ke kawasan airport Bali, Gusti Ngurai Rai dan kawasan wisata Seminyak atau Kerobokan..Dimana disepanjang pinggir pantai Kuta terdapat resto, toko-toko, art shop, dll. Semua berjajar Tepat disebrang Pantai Kuta. Dipinggir Pantainya sendiri anda bisa menikmati tattoo-tatto non permanent yang ditawarkan para penjaja dipinggir pantai.
Bilaanda datang ke bali, tidak ada salahnya untuk mampir sejenak ke Pantai Kuta untuk menikmati sunsetnya.

Selasa, 23 Juni 2009

Bedugul Bali

Pariwisata Bedugul Bali



Dibanding kawasan wisata lain di Bali, Bedugul memang beda. Hawa yang sejuk dan suasana yang tenang membuat orang betah berlama-lama di sana. Biasanya, wisatawan yang datang dan menginap di Bedugul adalah wisatawan ‘berkelas’. Mereka tinggal di sini agak lama untuk menikmati ketenangan.

Kalo main atau Liburan ke Bali tanpa menyempatkan diri berkunjung ke wisata Bedugul, rasanya liburan tidak akan sempurna. Bedugul letaknya dipuncak, jadi jalan yang kita lalui akan berkelok-kelok, namun sepanjang perjalanan udara yang kita rasakan amatlah sejuk. Disana kita bias menikmati pemandangan indah tepat di kebun raya Bedugul. Begitu juga Danau yang menawarkan setiap pengunjung untuk mencoba menaiki boat yang disewakan para penduduk setempat. Disana juga kita bisa memetik sendiri buah strawberry yang masih segar di pohonnya.

Bedugul bukanlah kawasan wisata yang mahal. Harga makanan dan tarif penginapan relatif murah. Ingin menginap dengan tarif Rp 40 ribu per malam? Tak sulit mendapatkannya di Bedugul, yang dikenal sebagai kawasan penghasil dan pemasok sayur-sayuran untuk Denpasar. Namun, jika menginginkan penginapan yang lebih bergengsi, Anda bisa memilih sebuah vila berisi dua kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dan dapur dengan tarif Rp 300 ribu per malam.

Untuk makanan, anda tidak perlu khawatir akan merogoh kocek yang banyak, di pinggir danau banyak dagang yang menjual makanan, koceknya juga tidak sampai 10.000 rupiah. Dengan cuaca yang sejuk sangat nikmat kalo kita menyantap Bakso yang dijajakan pa penjual Di Bedugul.

Anda yang ingin bersantap dengan menu lain juga tersedia. Ada nasi campur, ayam goreng, atau satai/gulai kambing. Bagaimana dengan kehalalan makanan-makanan itu? Tentu, Anda harus menanyakannya. Namun jangan terlampau khawatir, sebab pedagang makanan di Bedugul yang rata-rata Muslim, sangat memperhatikan soal ini.

Melakukan perjalanan wisata ke Bedugul sebenarnya sangat menguntungkan. Ini karena biro perjalanan wisata biasanya menempatkan wisata ke Bedugul dalam satu paket dengan kunjungan ke objek wisata lainnya seperti, Hutan Kera Sangeh, Pura Taman Ayun,dan Pura Tanah Lot. Jika berkunjung ke Bedugul pagi hingga siang hari, maka sore harinya dimanfaatkan untuk menikmati panorama matahari terbenam di Tanah Lot.

Tentang Pura Besakih

Pariwisata Pura Besakih



Pura Besakih Letaknya berdekatan dengan Gunung tertinggi di Bali, Yaitu Gunung Agung. Tepatnya terletak di kaki Gunung Agung. Pura Besakih sendiri, satu-satunya Pura Terbesar di Bali. Bila Ada Hari Raya umat Hindu, Pura Beasakih akan sangat ramai di kunjungi, dimana para pengunjung dating untuk bersembahyang. Selain Umat Hindu, banyak bule-bule dari luar yang juga dating kesana untuk menyaksikan keindahan disekeliling pura besakih.

Di Pura Besakih alam semesta divisualisasikan dalam berbagai dimensi. Misalnya di Panataran Agung di Mandala Kedua hulunya Salu Panjang atau sering juga disebut Bale Agung ada palinggih Ider Bhuwana. Salu Panjang itu bertiang 24 di kanan Balai Pawedaan yang sering disebut Balai Gajah. Bangunan yang disebut palinggih Ider Bhuwana itu melambangkan bahwa alam ini adalah satu dan bulat adanya. Karena itu disebut Anda Bhuwana yang artinya alam yang bentuknya bulat seperti telur. Kata anda dalam bahasa Sanskerta berarti telur dan bhuwana berarti alam seperti planet-planet isi ruang angkasa ini.

Struktur Pura
Sampai saat ini, Pura Besakih tetap merupakan pura terbesar di Bali, merupakan pusat tempat ibadah bagi umat Hindu di Indonesia. Kelompok Pura Besakih terdiri atas 18 kompleks pura yang terletak di wilayah Desa Besakih dan satu terletak di Desa Sebudhi, Kecamatan Selat, Karangasem. Selain dari pura yang disebutkan berikut, masih banyak lagi Pura Pedharman yang menjadi penyiwaan warga-warga yang sesungguhnya tidak bisa dipisahkan dengan Pura Agung Besakih itu sendiri. Berikut rincian pura-pura tersebut:

1. Pura Persimpangan
Terletak di Desa Kedungdung, di tengah-tengah ladang sekitar 1,5 km, di sebelah selatan Pura Penataran Agung. Di Pura ini terdapat 4 buah bangunan dan pelinggih. Fungsinya sebagai tempat persimpangan sementara bhatara Besakih ketika diadakan upacara melasti (mencari toya ning) ke Toya Sah, ke Tegal Suci atau ke Batu Klotok yang dilakukan tiap-tiap tahun.

2. Pura Dalem Puri — Terletak di sebelah utara tikungan jalan terkahir, sebelum sampai di Desa Besakih sekitar 1 km di sebelah barat daya Pura Penataran Agung Besakih. Di pura ini terdapat 10 bangunan, termasuk pelinggih berbentuk gedong beratap ijuk. Fungsinya sebagai linggih bhatari Uma dan Dewi Durga. Di Pura ini juga terdapat pelinggih Sang Hyang Prajapati sebagai penguasa roh manusia. Di sebelah utara terdapat tanah lapang yang disebut Tegal Penangsar.

3. Pura Manik Mas – Terletak di pinggiran sebelah kiri jalan menuju ke Pura Penataran Agung, jaraknya sekitar 750 meter di sebelah selatan Penataran Agung. Di Pura ini terdapat 6 bangunan dan pelinggih, termasuk pelinggih pokoknya berbentuk gedung simpan, bertiang empat menghadap ke barat. Fungsinya sebagai linggih Ida Ratu Mas Melilit.

4. Pura Bangun Sakti – Terletak di sebelah kanan jalan menuju ke Penataran Agung dan di sebelah utara Pura Manik Mas. Di Pura ini terdapat empat bangunan dan pelinggih.
Pelinggih pokoknya adalah Gedong Simpan sebagai linggih Sang Hyang Ananthaboga.

5. Pura Ulun Kulkul – Terletak sekitar 350 meter sebelah kiri jalan menuju Pura Penataran Agung. Di Pura ini terdapat tujuh bangunan dan pelinggih. Pelinggih yang terpentingnya adalah Gedong Sari beratap ijuk sebagai linggih Dewa Mahadewa. Pura ini adalah salah satu linggih Dewa Catur Loka Phala, yaitu manifestasi Sang Hyang Widhi yang menguasai arah barat. Warna perhiasan atau busana di pura ini, pada waktu upacara, serba kuning.

6. Pura Merajan Selonding — Terletak di sebelah kiri Pura Penataran Agung, dengan lima bangunan dan pelinggih. Di pura itu tersimpan prasasti dan sejumlah pratima, serta gamelan slonding. Menurut catatan sejarah, pura ini merupakan bekas bagian dari istana raja Sri Wira Dalem Kesari. Kini, pura ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka.

7. Pura Gowa – Terletak di sebelah kanan jalan berhadapan dengan Pura Merajan Slonding. Di kompleks ini terdapat goa yang besar, tetapi bagian-bagiannya sudah banyak yang runtuh. Menurut kepercayaan rakyat, goa itu tembus ke Goa Lawah, di sebelah timur Kusamba, sebagai goa untuk Sang Hyang Basuki. Di pura ini terdapat empat pelinggih.

8. Pura Banuwa — Terletak di sebelah kanan jalan di hadapan Pura Besakih, sekitar 50 meter dari Pura Penataran Agung. Dalam pura ini terdapat empat bangunan dan pelinggih pemujaan pokoknya ditujukan kepada Dewi Sri. Setiap sasih kepitu atau sekitar Januari, di sini diadakan upacara Ngusaba Ngeed dan Ngusaba Buluh yang bertujuan mohon kemakmuran di sawah dan di ladang.

9. Pura Merajan Kanginan — Terletak di sebelah timur Pura Banuwa. Di pura ini terdapat tujuh bangunan dan pelinggih, di antaranya ada pelinggih untuk Empu Baradah.

10. Pura Hyang Aluh — Terletak di sebelah barat Pura Penataran Agung, berjarak sekitar 200 meter. Di dalamnya terdapat tujuh banguanan dan pelinggih. Pelinggih pokok pada pura ini berbentuk gedong untuk linggih Ida Ratu Ayu.
11. Pura Basukihan — Letaknya di sebelah kanan tangga naik menuju Pura Penataran Agung. Di sini terdapat 10 bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya berbentuk meru dengan atapnya bertingkat 9 sebagai linggih Sang Hyang Naga Basuki.

12. Pura Penataran Agung Besakih — Terletak di tengah-tengah kelompok pura yang termasuk lingkungan Pura Besakih. Kompleks pura ini termasuk terbesar di Pura Besakih. Terdiri dari 7 tingkat halaman dengan jumlah bangunan dan pelinggih seluruhnya sebanyak 53 buah. Di sini terdapat meru yang besar-besar beratap tujuh tingkat 11, 9, 7, 5, dan 3. Pelinggih yang merupakan pemujaan pokoknya adalah Padma Tiga sebagai linggih Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Tri Purusa yaitu Ciwa, Sadha Ciwa dan Parama Ciwa yang sekaligus merupakan “poros” dari pura-pura yang lainnya.

13. Pura Batu Madeg — Terletak sekitar 150 meter di sebelah kanan (utara) Pura Penataran Agung. Pura ini adalah kompleks pura yang besar, dengan 29 bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya berbentuk meru besar beratap ijuk beratap 11. Bangunan ini merupakan linggih Dewa Wisnu sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi, yang menguasai arah sebelah utara. Warna busana di pura ini adalah serba hitam.

14. Pura Kiduling Kreteg – Terletak sekitar 300 meter di sebelah kiri (selatan) Pura Penataran Agung, di atas suatu bukit. Di dalamnya ada 21 bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya adalah meru besar beratap tingkat 11 sebagai linggih Dewa Brahma yaitu manifestasi dari Sang Hyang Widhi sebagai penguasa arah selatan. Kompleks pura ini merupakan kompleks yang besar, hampir sama besarnya dengan kompleks Pura Batu Madeg. Warna busana di pura ini merah.

15. Pura Gelap — Terletak sekitar 600 meter pada sebuah bukit sebelah timur Pura Penataran Agung. Di dalamnya terdapat enam bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya adalah meru beratap 3 sebagai linggih Dewa Iswara — manifestasi Sang Hyang Widhi sebagai penguasa arah sebelah timur. Warna busana di pura ini adalah serba putih.

16. Pura Peninjauan – Terletak sekitar 1 km di sebelah kanan Pura Penataran Agung, di dalamnya terdapat 12 bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya berbentuk meru beratap tingkat 11, tempat Empu Kuturan memohon restu kepada Sang Hyang Widhi dalam rangka suatu upacara di Gunung Agung.

17. Pura Pengubengan — Letaknya 1,5 km di sebelah utara Pura Penataran Agung, di dalamnya ada enam bangunan dan pelinggih. Fungsinya sebagai tempat ngayat atau ngubeng — suatu upacara permakluman kepada Sang Hyang Widhi bahwa di Pura Penataran Agung akan dilangsungkan upacara. Pelinggih pokoknya berupa meru beratap tingkat 11.

18. Pura Tirta – Letaknya sekitar 300 meter di sebelah timur laut Pura Pengubengan. Di pura ini terdapat dua bangunan dan pelinggih, serta air suci (tirta). Jika ada upacara di kompleks Pura besakih, maka di pura inilah umat memohon tirta atau air suci.

19. Pura Pasar Agung — Letaknya di lereng Gunung Agung, melalui Desa Selat ke Desa Sebudi, lalu mendaki sekitar empat jam mendaki ke arah utara. Pelinggih-nya semua hancur waktu Gunung Agung meletus pada 1963, dan menjelang karya Eka Dasa Rudra di Besakih telah mulai diperbaiki secara bertahap sampai sekarang.